KH Blog

Di Kunci Hidup, kami berdedikasi untuk membantu kamu membuka potensi penuh dari pikiran, tubuh, dan jiwa. Melalui ajaran transformatif kami, kami membimbing kamu untuk terhubung lebih dalam dengan diri sendiri, melepaskan keyakinan yang membatasi, dan merangkul kehidupan yang penuh kelimpahan dan tujuan. Setiap artikel di blog ini dirancang untuk menginspirasi, mendidik, dan memberdayakan perjalananmu menuju penemuan diri dan pertumbuhan pribadi.

Spiritual Sex? Apa Betul Sesat?

spiritual Mar 11, 2023

 

Bagaimana jika ternyata seks adalah jalan menuju kehidupan spiritual? Bukannya sebuah hambatan atau akan mempertebal chakra bawah kita? (walaupun pernyataan mempertebal chakra bawah itu sebenarnya sangatlah konyol dan tidak benar)

Kita yang dibesarkan dengan latar belakang agama sering diajari bahwa seksualitas dan spiritualitas adalah kekuatan yang berlawanan, bahwa kita tidak dapat berbudi luhur jika berhubungan seks karena seks adalah "dosa" atau "tidak spiritual" atau sex hanya akan mempertebal chakra bawah dsb

Sebelum ideologi dogmatis, seksualitas dihormati selama ribuan tahun sebagai ekspresi sakral dari kekuatan hidup alam dan misteri penciptaan. Seks juga dapat berfungsi sebagai katalisator untuk mengembangkan kesejahteraan spiritual.

Untuk menjalani kehidupan spiritual, kita perlu merangkul dan menghormati seksualitas kita sama seperti bagian lain dari sifat kita. Meskipun seks telah dikaitkan dengan banyak ide kotor dan “sesat”, atau  "cabul" tindakan bercinta benar-benar bisa menjadi sesuatu yang sakral dan mendalam.

 

Bagaimana Menghadapi Rasa Bersalah dan Malu Seksual

Seksualitas adalah topik yang tabu dalam masyarakat kita karena itu adalah salah satu kekuatan utama yang secara sadar atau tidak sadar kita merasa tidak berdaya untuk mengendalikannya. Jauh di lubuk hati, kita merasakan bahwa sex itu terhubung dengan sumber energi universal yang tidak diketahui dari mana berasal dan selalu ada hadir di dalam diri kita.

Rasa malu adalah salah satu kendala terbesar yang dihadapi sebagian besar dari kita dalam belajar merangkul seksualitas kita. Dalam budaya yang telah menjangkiti kita dengan pengertian tentang kebajikan dan rasa malu; di mana adegan pembunuhan di televisi lebih "layak ditonton" daripada adegan bercinta; di mana wanita kebanyakan tidak mampu mengalami orgasme, atau bahkan tahu apa itu oragasme hal ini merupakan pertanda jelas betapa sulitnya untuk secara terbuka menerima dan mengakui kekuatan hidup yang ada di dalam diri kita.

Rasa malu adalah emosi yang diajarkan oleh keluarga dan komunitas kita. Sejak usia sangat muda kita diajari tentang apa yang "seharusnya dan tidak boleh kita rasakan dan dianggap buruk", dan sebagai akibatnya kita mengembangkan kemampuan untuk mengalami rasa bersalah. Melalui rasa bersalah kita mulai menolak aspek sakral dari diri kita sendiri dan menekannya jauh ke dalam sisi gelap kita; hasrat, keanehan, daya tarik, dan fantasi seksual kita.

Aku bahkan pernah melihat beberapa orang menyangkal seksualitas mereka, menolaknya sebagai "naluri/getaran fisik yang lebih rendah" (“lower physical instinct/vibration”)  sesuatu yang low vibe, rendah gak spiritual, mempertebal chakra bawah, dark force atau mengklaim untuk "naik di atasnya" ( “rise above it”) seolah-olah ada pembagian antara keinginan fisik yang "lebih rendah" dan fungsi spiritual yang "lebih tinggi" ketika kita sedang mencari keutuhan. Seks membentuk nada dasar dari melodi musik Spirit kita, alias landasan dasarnya!

Betul, kita lebih dari sekadar makhluk seksual: seksualitas kita tidak mendefinisikan siapa kita, tetapi itu adalah bagian dari diri kita. Tetapi dengan menyangkalnya sebagai bagian dari diri kita, kita menciptakan penyumbatan energi di dalam tubuh kita yang melanggengkan dan menciptakan fragmentasi jiwa kita, membuat kita tidak lengkap dan terbatas, bukannya meluas dan utuh.

Ironisnya, orgasme seksual lah yang memberi kita rasa perluasan jiwa, melampaui diri kita yang terbatas/transcending our limited selves, dan merasa tidak terbatas untuk pertama kalinya dalam seluruh hidup kita (jika hanya sekilas). 

 

Seks Spiritual: 3 Jenis Persatuan Ilahi

Banyak dari kita belum diajari bahwa seks sebenarnya adalah alat yang ampuh untuk perkembangan transendental. Nyatanya, seks spiritual adalah cara tercepat dan termudah untuk mendapatkan sesuatu yang menyerupai pengalaman mistis.

Segala jenis pengalaman gembira seperti ecstasy (bukan obat terlarang yang dimaksudkan disini tapi lebih ke rasa gembira yang dihasilkan oleh hormon kita secara natural)  – seperti seks – adalah titik awal yang ideal untuk mulai menumbuhkan momen spiritual “no-mind” dan membawanya secara alami ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut pengalaman saya, ada tiga jenis seks utama yang bisa kita manfaatkan:

 

  1. Penyatuan Kewaspadaan/The Alert Union

Sebagian besar pengalaman seksual pertama kali dengan pasangan termasuk dalam jenis persatuan ini. Ketika kita membuat diri kita rentan, intim, terekspos, dan "bekerja" menuju momen kebahagiaan yang saling menyenangkan, kesadaran kita menjadi tinggi dengan kebaruan menjelajahi tubuh orang lain.

Penyatuan ini bukanlah kesadaran yang penuh perhatian tetapi kesadaran waspada yang secara naluriah mengambil alih. Perasaan rentan dan kegembiraan kita membuat mekanisme adrenalin alami kita merangsang kewaspadaan, menjadikan pengalaman itu jauh lebih mendasar daripada spiritual. Jenis seks ini sangat membuat ketagihan karena kebaruan dalam mengejar pasangan seksual baru menghadiahi kita dengan keadaan kesadaran sesaat yang merasa "seperti dewa".

 

  1. Persatuan Secara Sadar/The Conscious Union

Dalam The Conscious Union, kita belajar bagaimana menumbuhkan bentuk seks spiritual yang lebih seimbang, yang menciptakan harmoni antara sisi seksualitas kita yang penuh gairah dan sisi sensual dari seksualitas kita. Di The Conscious Union kita mendengarkan hasrat seksual kita, menjelajahi tubuh kita dan kekasih kita, membangun keintiman yang lebih dalam melalui tatapan mata, belaian sensual, dan mengikuti bentuk ekspresi seksual kita yang terdalam. Ini sering kali menimbulkan perasaan persatuan dan cinta yang intens yang secara singkat membawa kita melampaui kesadaran diri kita.

Melalui praktik penyatuan sadar inilah kita dapat mencapai tahap penyatuan jiwa selanjutnya.

 

  1. Persatuan Jiwa/​​The Soulful Union

Ada istilah yang indah dalam kitab suci Tantra Sansekerta yang dikenal sebagai "Maithuna" yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "penyatuan seksual." Maithuna adalah salah satu ajaran Tantra yang paling penting karena menggunakan "intensitas seksual" yang disadari sebagai tangga yang naik ke intensitas yang lebih tinggi, berfokus pada penerangan jiwa daripada hanya pada kenikmatan seksual secara fisik.

Dorongan seksual memperoleh kekuatannya dari tubuh dan emosi kita, dan dengan sendirinya tidak cukup kuat untuk mengangkat kita ke tingkat kesadaran baru. Seks Tantra-lah yang membantu kita mengalami Persatuan Jiwa yang sejati dengan membantu kita mewujudkan Jiwa kita. Jenis seks ini hanya dapat digambarkan sebagai perasaan kebahagiaan murni tanpa batas, kehangatan dan penggabungan identitas (atau kematian ego) terutama selama orgasme.

Jika kita ingin merasakan Soulful Union melalui seks spiritual, berikut beberapa rekomendasinya:

  • Tetap selibat selama kita bisa. Ini akan meningkatkan energi seksual kita sehingga kita bisa belajar menyalurkannya. Kita mungkin merasakan kesemutan di punggung bagian bawah, ini adalah energi kundalini kita yang membantu dalam pengalaman kesatuan.
  • Sisihkan waktu untuk mendedikasikan hanya untuk pasangan kita. Ciptakan ruang sensual dengan lilin, musik etnik yang lembut, baju kimono atau sesuatu yang mudah dibuka, wewangian natural seperti minyak esensial, dan sebagainya.
  • Duduklah di depan satu sama lain dan gerakkan tangan kita dengan lembut ke tubuh pasangan kita (untuk membangkitkan sarafnya). Biarkan sapuan lembut kita menggelitik tubuhnya, tetapi jangan biarkan tangan kita melewati zona sensitif seksualnya (puting, penis, dll.), Hanya di dekat mereka. Perpanjang keadaan gairah ini selama yang diinginkan.
  • Duduklah di pangkuan satu sama lain (disebut posisi "yab-yum") dan hirup napas satu sama lain. Ini memungkinkan kita berdua untuk secara sadar menyelaraskan satu sama lain.
  • Pertahankan kontak mata selama hubungan seksual. Menyaksikan tindakan bercinta memungkinkan kita untuk tetap hadir dan melihat sesuatu yang sangat indah.

 

Seks Spiritual Menghubungkan Kita Kembali Dengan Pusat Kita/Our Center

Energi seksual adalah jembatan kembali ke Sumber kita; SEX adalah penghubung kita kembali ke kekuatan kehidupan. Manfaat fisik, emosional, dan mental dari kehidupan seks yang sehat didokumentasikan dengan baik dan tidak dapat disangkal. Siapa pun yang mencoba membuat kita merasa malu tentang seks adalah musuh pertumbuhan spiritual kita.

Di artikel selanjutnya aku akan membahas sexiology dari ajaran tao dimana kita akan belajar seputar hubungan sex dan pengobatan serta bagaimana cara merawat kesehatan kita dan seputar bagaimana cara melakukan hubungan sex yang sekaligus mengobati organ2 kita.

 

Thank you & I love you