Mengubah Kebencian menjadi Gairah - Perjalanan Alkimia
Jun 05, 2023
Mari kita selami alam emosi dan energi unsurnya. Di antara emosi menantang yang terkait dengan Elemen Api adalah kebencian. Bukan tugas yang mudah bagi kita semua untuk menghadapi kebencian secara langsung, seringkali kita memilih untuk mengabaikan keberadaannya sama sekali. Paradoks Nya, kita mendapati diri kita membenci kebencian kita sendiri hahaha, dan kemudian menyadari bahwa pendekatan ini atau kelakuan ini jauh dari hal yang produktif.
Kebencian dapat timbul dari perbandingan atau ketidaksetujuan terhadap keyakinan atau tindakan seseorang. Namun, penting untuk mengakui bahwa tidak ada yang membenarkan kebencian, oleh karena itu, kebencian itu harus diatasi. Namun, menilai diri atau ngejudge seenak udel sendiri karena mengalami emosi ini hanya akan menghambat kemajuan.
Ada tiga pendekatan umum untuk menghadapi energi kebencian:
- Membalas dendam terhadap apa yang kita benci, yang hanya menghasilkan lebih banyak karma.
- Mencoba untuk menekan kebencian, menyebabkannya terwujud atau termanifestasi secara tidak langsung terhadap individu yang tidak menaruh curiga dan menghasilkan lebih banyak karma tidak baik, bisa berupa penyakit, kesialan dll
- Mengubah kebencian yang menjadi penghalang berapi-api yang membakar pola negatif kita sendiri yang terkait dengan apa yang kita benci, yang pada akhirnya mengubahnya menjadi cinta (Bingung apa paham say?).
Suudah pasti, pilihan ketiga terbukti paling bermanfaat bagi mereka yang mencari pencerahan dan kesadaran yang lebih tinggi.
Jadi gini di dalam kebencian, Elemen Api menyimpan hal-hal negatif. Namun, Api itu sendiri pada dasarnya tidak jahat. Bayangkan api itu sebagai permen, dengan muatan baik itu positif atau negatif yang sesuai dengan bungkus permennya. Jadi klo bungkusnya memiliki label seperti "gairah, keinginan, kesenangan", itu menandakan Api positif. Sebaliknya, jika terbaca "kemarahan, kebencian", itu melambangkan Api negatif.
Menyeimbangkan energi kebencian dengan Cinta (menyatukan Api dengan Air) dapat mengurangi intensitasnya tetapi tidak menyelesaikan muatan negatif itu sendiri. Dan hal itu akan meninggalkan aftertaste alias sebuah rasa setelah sesuatu aksi. Untuk membuat kemajuan, kita harus memberi diri kita izin untuk menggunakan elemen Api yang terperangkap dalam negativitas kebencian, dan melakukannya dengan bertanggung jawab. Jadi dengan menyelaraskan diri kita dengan rasa benci, sensasi yang membuat kita bergidik dan menggeram, kita bisa mengekstrak elemen Api itu sendiri. Ini membawa kita ke "opsi #3" di mana kita mengubahnya menjadi firewall—"telur" api yang membakar yang menyelimuti kita. Sekarang, api ini menguntungkan kita daripada melawan kita. Artinya daripada kita pendam atau kita proyeksikan ke hal2 lain yang merusak diri sendiri atau orang disekitar kita gunakan api yang membara ini untuk sumber energi yang mengisi kita dalam proses penciptaan. Mungkin teman-teman sering mendengar cerita seputar underdog (pecundang atau diprediksi kalah dalam perjuangan atau kontes. : korban ketidakadilan atau penganiayaan) yang kemudian menggunakan api kebenciannya untuk menjadi jauh lebih baik lagi dan di kontes berikutnya dia menang sebagai pemenang utama?! Dia memilih mentransmute = merubah api kebencian menjadi api positif seperti gairah dan vitalitas. Poses ini biasa di sebut sebagai proses alkimia.
Rangkullah perjalanan transformatif ini, memanfaatkan kekuatan Api, dan biarkan itu menerangi jalan kita menuju gairah dan semangat. Btw di kelas. online terbaruku "KKK" (Kode Kebangkitan Kundalini) ada satu modul yang difokuskan untuk proses tramutasi segala bentuk emosi yang padat bisa diartikan memiliki getaran yang rendah seperti amarah, kebencian dll menjadi emosi yang lebih bersih dan memiliki getaran yang lebih tinggi di level selular, jadi bukan hanya di mental saja seperti ketika kita melakukan jurnaling atau shadaow work (Mengenal Sisi Gelap)