Menavigasi Malam Gelap Jiwa: Merangkul Transformasi Spiritual

Jul 10, 2024

Dalam pengalaman evolusi spiritual, kita naik semakin tinggi saat mendapatkan pengetahuan dan keyakinan yang lebih besar tentang kekuatan spiritual kita sendiri. Kita merasa seolah-olah bisa melakukan apa saja, menjadi apa saja, dan memiliki apa saja yang diinginkan ya kan. Namun, ketika kita merasa sudah mencapai kesempurnaan seperti Tuhan bahkan ada eberapa orang yang berpikir kita adalah creator bukan co-creator kemudian tiba-tiba segala sesuatunya runtuh dan kita merasa kembali ke titik nol. Kita mulai bertanya-tanya apa makna dari semuanya dan meragukan realitas kekuatan dan pengetahuan yang kita miliki.

Kita mungkin telah mengalami skenario semacam ini berkali-kali dalam hidup. Ini adalah krisis iman yang membuat kita mempertimbangkan kembali keyakinan pada diri sendiri dan pada Tuhan. Itulah yang namanya malam gelap jiwa atau lembah bayang-bayang kematian yang kita masuki untuk menemukan cahaya baru menuju realitas yang lebih tinggi yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Kita mungkin telah menemukan cahaya itu dan naik dari jurang sebelumnya, tetapi kemudian kehilangan pandangannya dan itulah mengapa kita terus mengalami skenario ini berulang kali sampai bosen bin jeleh pokoknya say.

Kebenarannya adalah untuk menunjukkan bahwa kita bukan apa-apa, dan Tuhan adalah segalanya. Kita tidak pernah bisa menggantikan posisi Tuhan dalam hidup kita, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan dan kemampuan penciptaan realitas yang telah kita peroleh. Saat kita naik dalam jalan evolusi spiritual kita, kita merasa memiliki kendali yang semakin besar atas setiap aspek kehidupan. Tetapi kemudian kita menemukan bahwa kita selalu naik hingga mencapai titik tertentu dan tampaknya tidak bisa melangkah lebih jauh lagi.

Apa yang sebenarnya ada di depan kita yang harus kita lakukan atau lanjutkan adalah perjalanan menuju tingkat tertinggi. Kita tidak bisa melakukan kemajuan ini sampai kita menyadari apa yang diperlukan untuk memasuki perjalanan itu. Ini adalah perjalanan penyerahan diri aka surrender. Ini adalah saat ketika kita secara spiritual cukup berkembang dan akhirnya siap untuk membuat transendensi ke dalam satu kesatuan yang total dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Ini menunjukkan bahwa kita sepenuhnya bergantung pada Tuhan saja dan bukan pada hal lain.

Untuk naik ke tingkat tertinggi, kita harus melepaskan semua pikiran tentang kebesaran dan kekuatan kita sendiri. Nah mungkin akan terasa sulit bagi beberapa orang, karena merasa telah menjadi begitu besar, hebat dan kuat, bagaimana mungkin kita harus mampu menganggap diri kita merasa tidak berarti dan tidak berdaya lagi, gimana sih katanya suruh berdaya, suruh maju dan kuat? Itulah paradoks menuju kebesaran yang maha kuasa say. Semakin tinggi kita naik, semakin kita harus menyerahkan pada kuasa Tuhan. Aturan-aturan yang lebih tinggi berbeda dari aturan-aturan yang lebih rendah.

Saat kita dijadikan tidak berarti, Tuhan bisa menjadi segalanya dalam diri kita. Ketika kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, Tuhan bisa menggunakan kita sepenuhnya istilahnya kita jadi puppetnya illahi. Tuhan akan membentuk kita secara bebas dan sempurna menjadi bentuk yang Dia inginkan. Ketika kita melepaskan aka letting go dan membiarkan Tuhan aka let God, Tuhan bisa menggunakan kita dengan cara apapun yang Dia inginkan.

Kita semua di sini di bumi adalah untuk melakukan pekerjaan Tuhan (God work). Tujuan kita adalah melayani Tuhan. Malaikat adalah utusan Tuhan. Menjadi seorang utusan berarti menyampaikan apa yang ingin diungkapkan oleh seseorang dalam hal ini yang dimaksudkan adalah Tuhan. Semakin baik utusannya, semakin otentik dan kuat ungkapan yang disampaikan dari si pengirim aslinya. Semakin buruk utusannya, semakin rusak dan merusak ungkapan tersebut karena terganggu oleh campur tangan utusan alias banyak distorsinya.

Tuhan bisa menggunakan setiap dari kita sampai tingkat tertentu, tidak peduli seberapa berkembang secara spiritual kita. Dia bisa mengekspresikan diri-Nya melalui kita dengan cara tertentu tidak peduli seberapa besar tingkat penyerahan kita. Namun, agar Tuhan bisa melakukan pekerjaan-Nya yang tertinggi dan terbesar dalam diri kita, Dia harus membawa kita ke titik penyerahan total. Semakin kita menyerah, semakin Dia bisa bekerja melalui kita. Pilih Tuhan dan biarkan Tuhan memilih segala sesuatu yang lain, kemudian pilih untuk mengikuti pilihan yang Dia buat.

Kristus adalah pemimpin segala pemerintahan dan kekuasaan. Biarkan Kristus memimpin kita, maka kita akan memimpin segala sesuatu yang lain. Semakin kita menyerahkan diri pada yang lebih tinggi, semakin kita bisa menguasai yang lebih rendah. Saat kita menyerah sepenuhnya kepada Tuhan sebagai pembawa cahaya-Nya, kita benar-benar bisa menguasai alam semesta sebagai pangeran kekuatan. Ketika polaritas feminin jiwa kita sepenuhnya menyerah pada polaritas Kristus, polaritas maskulin kita akan memiliki kekuasaan penuh atas dunia. Menjadi feminin bagi Kristus berarti kita akan menjadi maskulin atas segala sesuatu yang lain.

Kristus yang aku maksudkan merujuk pada entitas ilahi yang dianggap sebagai perwujudan tertinggi dari cinta, cahaya, dan kebijaksanaan. Dalam konteks ini, Kristus tidak merujuk pada agama tertentu, melainkan pada konsep universal dari keilahian yang menginspirasi dan memimpin kita menuju kesatuan spiritual dan harmoni dengan alam semesta. Kristus adalah simbol dari kekuatan ilahi yang mengatur segala sesuatu, membawa kita ke dalam pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan makna sejati dari eksistensi kita.

Jadilah bejana terbuka dan Tuhan bisa menggerakkan kita ke arah mana pun yang Dia inginkan. Jadilah saluran terbuka dan kita bisa menerima inspirasi dari Tuhan dengan mudah dan tanpa usaha. Ketika kita kosong, Tuhan bisa mengisi kita. Kekosongan manusia memungkinkan yang tak terbatas bekerja sepenuhnya dalam dirinya. Tuhan bisa mencipta dalam diri kita dan bekerja melalui kita. Kita tidak perlu memiliki rencana apa pun, tetapi biarkan Tuhan memimpin kita sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika kita tidak memiliki agenda, kita akan melakukan hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Pergi dengan pikiran kosong dan hati terbuka.

Kita tidak bisa benar-benar bergerak ke tingkat kekosongan tanpa terlebih dahulu dibawa ke tingkat kepenuhan. Kita seharusnya tidak mengosongkan cangkir kita sebelum cangkir itu diisi penuh. Selama belum sepenuhnya diisi, itu tidak bisa sepenuhnya dikosongkan. Ini sama saja seperti menyerah sebbellum melakukan aksi. Sadarilah kepenuhan siapa kita dalam Kristus terlebih dahulu sebelum melepaskannya dan menyerah sepenuhnya kepada Tuhan. Ketahuilah bahwa kita adalah segalanya dalam Tuhan dan kemudian biarkan diri kita menjadi tidak berarti sehingga Tuhan bisa menjadi segalanya dalam diri kita.

Temukan tingkat kekuatan di mana kita bisa melakukan apa saja yang kita inginkan dan kita bisa melakukan sesuai keinginan kita. Kita akan mampu mencapai hal-hal hingga tingkat tertentu. Tetapi kemudian ketika kita ingin melanjutkan ke tingkat berikutnya, kita harus menyerah kepada Tuhan dan biarkan Dia melakukan sesuai keinginan-Nya. Kita akan maju ke tingkat keilahian. Untuk berfungsi di tingkat tertinggi, Tuhan harus menjadi satu-satunya yang bekerja dalam diri kita secara langsung dan mencapai segala sesuatu melalui kita. Lepaskan semua kendali atas segala sesuatu dan percaya.

Begitu kita dibawa ke tingkat kekosongan dari kepenuhan, barulah kita bisa diisi ke tingkat kepenuhan sekali lagi. Kita sebenarnya tidak pernah benar-benar kosong karena kepenuhan Tuhan selalu ada. Hanya dalam pengalaman transendensi kita melepaskan siapa kita dan membiarkan kesadaran kita beristirahat pada siapa Tuhan itu. Setelah turun ke yang terendah, kita bisa naik ke yang tertinggi. Karena Tuhan bisa menggunakan kita di semua tingkatan.

Percayalah sepenuhnya pada-Nya. Miliki Kepercayaan Kristus. Dia tahu semua yang terjadi lebih baik daripada kita. Biarkan saja semua kendali dan biarkan Tuhan memimpin kita. Ini semua untuk tujuan tertentu, dan ketika kita tidak bisa melacak, kita harus percaya. Ini bukan ilusi, tetapi kenyataan, karena waktu membuktikan segalanya. Dia yang menunggu waktunya datang akan diberi imbalan, dan kebaikan akan datang kepadanya. Karena Tuhan sendiri akan menjadi Pendamping dan Juara. Tunggu kepada Tuhan.

Subscribe to get tips and tricks to level up your skills.